Rabu, 25 Maret 2009

pluralisme agama

KENAPA KRISTEN BENAR?

Aliran Pluralisme dalam menyamakan antara Islam dan Kristen memberi sebuah alasan yaitu; nabi Isa (Yesus) yang merupakan nabi umat Islam adalah juga pendiri agama Kristen. Dan Injil yang diwahyukan Allah kepada nabi Isa yang diimani umat Islam adalah juga kitab suci umat Kristen.

Orang Islam memang harus meyakini bahwa salah satu rukun iman adalah beriman kepada para rasul yang menerima wahyu dari Allah dan menyampaikan wahyu itu kepada umatnya. Keimanan ini mengandung arti percaya akan rIsalah yang dibawa oleh rasul dan melaksanakan pesan-pesan Allah yang dIsampaikannya. Dalam rangka keimanan itu kita harus memandang para rasul dalam kedudukan yang sama tanpa membedakan antara seorang rasul dengan yang lainnya.

Tuntutan untuk tidak membeda-bedakan antara para rsul ini ditegaskan oleh Allah dalam Al-Qur’an:

Artinya: Rasul Telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat." (mereka berdoa): "Ampunilah kami Ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali."(Al-Baqarah :285).

Begitu pula meyakini kitab suci yang diturunkan kepada rasul-rasul-Nya adalah salah satu rukun iman juga. Namun kita meyakini pula bahwa kitab perjanjian baru yang ada sekarang bukanlah Injil yang diturunkan kepada nabi Isa. Kitab suci yang ada sekarang itu sudah mengalami perubahan melalui tangan manusia.

Singkatnya, orang-orang Islam hanya meyakini kitab suci Injil yang diwahyukan Allah kepada nabi Isa dan tidak meyakini akan kesucian Injil yang ada sekarang ini. Jadi jangan sekali-kali menyamakan antara Injil orang-orang Kristen dengan Injil yang diimani oleh orang Islam. Karena antara Injil Kristen dengan Injil orang Islam tidak sama dan tidak akan pernah sama. Injil yang diimani orang Islam tidak pernah ditulis oleh nabi Isa sebagaimana beliau juga tidak pernah menyuruh untuk menulisnya.

Dalam Injil disebutkan:

“sesudah Yohanes ditangkap datanglah Yesus ke Galilea memberitakan Injil Allah, katanya; waktunya telah genap, kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil” (Markus 1:14-15).

“Yesuspun berkeliling diseluruh Galilea, ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan diantara bangsa itu” (Matius 4:23).

“tidak lama sesudah itu Yesus berjalan berkeliling dari kota kekota dan dari desa kedesa memberitakan Injil kerajaan Allah” (Lukas 8:23).

Pada ayat diatas disebutkan bahwa Yesus mempunyai sebuah kitab Injil yang tidak dimiliki oleh murid-muridnya. Namun sampai detik ini tidak pernah ada seoranpun yang dapat menunjukkan dimanakah kitab Injil Allah yang diajarkan Yesus tersebut. Injil itu tidak akan pernah kita temukan, sebab Injil yang diajarkan oleh Yesus tidak pernah ada seorangpun yang mau memperjuangkan dirinya maupun hartanya untuk kepentingan Injil, dengan demikian tak seorangpun yang menulisnya.

Begitu pula dengan nabi Isa, jangan pernah sekali-kali berlebihan dalam menuduh beliau dengan asumsi bahwa beliaulah pendiri agama Kristen. Dia seorang rasul yang diutus oleh Allah tidak untuk mengkristenkan umatnya. Allah tidak akan pernah salah dalam memilih rasulnya sehingga utusan itu akan mengkristenkan umatnya. Allah berfirman:

Artinya: Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.(Ali-Imraan :85).

Akankah agama yang dibawa oleh nabi Isa tidak diterima disisi Allah padahal ia juga termasuk utusannya? apakah nabi Isa diutus oleh Allah dengan secara Cuma-Cuma sehingga nabi Isa membawa agama yang tidak diterimanya disebabkan agamanya adalah Kristen?

Janganlah kita menuduh nabi Isa sebagai pembawa agama yang tidak diridhoi Allah karena hal itu merupakan sifat yang sangat keterlaluan dan berlebihan. Orang Islam dilarang meniru orang-orang Nashrani yang sangat berlebihan dalam memandang nabi Isa, mereka berkeyakinan bahwa nabi Isa adalah salah satu oknum dari tiga Tuhan, yaitu Tuhan Bapa, Tuhan Anak, dan Tuhan Roh Kudus yang hal itu adalah ajaran Kristen sesungguhnya. Dan apakah sikap yang berlebihan ini akan ditiru oleh kita sebagai umat Islam dengan menganggap bahwa nabi Isa adalah pendiri agama Kristen? Jangan! Karena nabi Muhammad telah melarang umatnya dari sifat yang berlebihan:

“jauhilah oleh kamu sekalian sifat yang berlebihan didalam agama, karena sesungguhnya yang menyebabkan kehancuran orang-orang sebelum kalian adalah berlebihan didalam agama” (HR. Ahmad Nasai dan Ibnu Majah).

Islam adalah berserah diri kepada Allah dengan mengesakannya serta tunduk kepadanya dan berlepas diri dari syirik. Islam adalah dakwah para nabi dan rasul sejak awal. Setiap rasul menyerukan kaumnya kepada Islam agar mereka menjadi muslimin1). Dalam Al-Qur’an Allah berfirman:

Artinya: Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim, melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri, dan sungguh kami Telah memilihnya di dunia dan Sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang saleh.Ketika Tuhannya berfirman kepadanya: "Tunduk patuhlah!" Ibrahim menjawab: "Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam". Dan Ibrahim Telah mewasiatkan Ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'qub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah Telah memilih agama Ini bagimu, Maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam". (Al-Baqarah :130-132).

Namun, perlu juga untuk diketahui bahwa Islam dengan hukum-hukum yang sempurna tidak dibawa oleh rasul sebelum nabi Muhammad, karena yang berhak atas hukum-hukum itu hanyalah beliau. Sedangkan rasul yang sebelum beliau hanyalah menyiapkan jalan bagi beliau. Yesuspun juga demikian ia menjanjikan kedatangan nabi Muhammad yang dijulukinya dengan Roh Kudus, Roh Kebenaran yang akan membimbing manusia terhadap seluruh kebenaran2). Sedangkan Yesus tidak membimbing seluruh umat manusia terhadap seluruh kebenaran karena misi beliau tidak untuk seluruh dunia, tetapi hanya terbatas pada bani Israil49).

Dengan demikian tidak perlu diherankan mengapa Islam dengan hukum yang sempurna hanya dibawa oleh nabi Muhammad, karena hanya beliaulah yang diutus terhadap seluruh dunia3), sehingga beliau harus membawa hukum yang lebih sempurna dari pada rasul sebelumnya.

Nabi Musa adalah seorang rasul yang perkasa yang dibekali kitab suci Taurad, demikian pula dengan Yesus yang dibekali kitab suci Injil. Kedua-duanya menyiapkan jalan bagi nabi Muhammad yang tidak mungkin keduanya selaku rasul yang hanya menyiapkan jalan akan Allah berikan kepada keduanya islam dengan hukum-hukum yang sempurna.

Ini akan nampak lebih jelas ketika kita mengetahui bahwa rasul-rasul termasuk Yesus menyiapkan jalan bagi rasul yang akan datang, tetapi nabi Muhammad tidak demikian. Beliau tidak pernah menyiapkan sebuah jalan bagi rasul yang akan datang. Karena beliau adalah seorang rasul yang terakhir dan telah diberikan kepadanya Islam dengan hukum yang sempurna. dan beliau pulalah yang telah mensucikan nabi Isa dari tuduhan-tuduhan bahwa nabi Isa adalah pendiri agama Kristen yang hal itu juga telah disebutkan dalam kitab perjanjian baru sebagaimana berikut.

“jika penghibur yang akan kuutus dari Bapak datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapak, (maka) dia akan bersaksi tentang aku” (Yohanes 15:26).

ini adalah janji Yesus tentang akan datangnya sang Roh Kebenaran yang akan membelanya dari fitnah-fitnah keji ini serta meluruskan pada persoalan yang sebenarnya bahwa Yesus bukanlah pendiri agama Kristen. Nabi Muhammad bersabda:

“demi jiwaku yang berada ditangannya, sungguh telah dekat Isa ibnu Maryam akan turun ditengah-tengah kalian sebagai hakim yang adil, menghancurkan salib, membunuh babi, menetapkan upeti dan harta benda melimpah, sehingga tak seorangpun yang menerimanya” (HR.Bukhari dan Muslim).



1) Abu Anas Ali Bin Husain Muhammad Nasyir Ath-Thawil, Fatwa-Fatwa Untuk Muallaf, hal 59.

2) Yohanes 16:12.

3) Barnabas 43:13-31.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar